Monday, July 11, 2011

Konsep Dasar Design Tritisan

Tritisan merupakan bagian dari bangunan atap tambahan yang berdiri sendiri atau bisa juga berupa perpanjangan dari atap utama [Sukawi,2008].
 
Konsep topi atau caping mendasari cara kerja tritisan yaitu :
Membentuk bayangan yang menutupi lubang dinding. Melalui tritisan, sinar matahari yang masuk diperkurang kuantitas dan kualitasnya. Tritisan bisa berkedudukan mendatar atau vertical. Kedua-duanya mempunyai alasan. Tergantung sinar mana dan yang bagaimana yang boleh masuk ruangan atau tidak [Lippsmeier, 1994]
Salah satu fungsi bukaan yang dihadirkan pada bangunan, adalah untuk mendapatkan penerangan alami. Dari usaha ini menimbulkan 2 bagian dari penerangan alami : 
  • Cahaya matahari
  • Sinar matahari.
Cahaya matahari adalah terang yang dihasilkan dari terang langit.
Sinar matahari adalah terang yang dihasilkan dari radiasi matahari secara langsung.
Dalam perencanaan dan perancangan bangunan, diusahakan untuk memasukkan cahaya matahari semaksimal mungkin, sedangkan sinar matahari ini diusahakan agar tidak masuk ke dalam ruangan.
Untuk itulah kehadiran tritisan sangat perlu terhadap lubang dinding pada bangunan. Tritisan yang baik harus dapat memenuhi tuntutan tersebut, yaitu memasukkan cahaya matahari semaksimal mungkin dan mencegah sinar matahari yang masuk pada melalui lubang dinding pada bangunan
Sesuai fungsinya untuk merespons sinar dan cahaya matahari, jenis tritisan digolongkan menurut dua prinsip dasar sebagai berikut [Mangunwijaya, 1997]
Prinsip Payung atau Perisai (Prinsip Pembayangan), sebagai contoh :
  1. Atap rapat yang lazim diterapkan rumah selasar, galeri, doorloop,dsb
  2. Penjulangan pada cucuran (tritisan)
  3. Kerai, tanda jendela dsb
  4. Vegetasi (bougenvile, tanaman rambatan, hiasan)
  5. Papan atau bidang yang dapat diatur pada poros vertikal (jalusi)
  6. Penggunaan jendela rapat (blinden) dsb
Prinsip penyaringan cahaya, sebagai contoh melalui : 
  1. penggunaan Kerai
  2. Krepyak (louver,jalousie)
  3. Kisi-kisi, Kerawang (rooster)
  4. Dedaunan tanaman
  5. Pergola
  6. Dinding tabir dengan papan-papan horisontal (horizontal overhang)
Tritisan memang sangat diperlukan, mengingat fungsi elemen in sangat signifikan dalam memberikan kenyamanan bagi penghuni. Namun seiring dengan perkembangan gaya arsitektur yang semakin beragam, hal ini menyebabkan desain tritisan diciptakan sesuai dengan gaya arsitektur yang dilekatinya.
Pada kenyataannya beberapa desain tritisan yang dipakai pada rumah yang berkembang saat ini kurang mampu bekerja sesuai dengan fungsinya, sehingga sinar, cahaya matahari dan hujan tidak terespon dengan baik. 

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...